Jumat, 27 Januari 2012

Getuk Lindri Seller

A 'Getuk Lindri' seller, near HYATT HOTEL SURABAYA.





Dia beroperasi di daerah Masjid AL-FALLAH, Surabaya.

Selasa, 24 Januari 2012

Seorang Bapak di jalan Basuki Rachmat


Selasa sore, aku lewat jalan Basuki Rachmat untuk pergi ke gereja. Seorang bapak tua menarik perhatianku, dia beristirahat di bawah sebuah pohon di jalan Basuki Rachmat, Surabaya.

Senin, 02 Januari 2012

Penjual Krupuk di desa Gambar, lereng gunung Kelud, Blitar

Seorang penjual krupuk (distributor) di lereng gunung Kelud, desa Gambar, kab. Blitar, Jawa Timur. [A cracker seller, at mount Kelud, Blitar, East Java, Indonesia]

Kamis, 25 Agustus 2011

Some Plastic Ball Seller


I found those 'Plastic Balls Sellers' at Talun City, Blitar, East Java, Indonesia.

Selasa, 12 Juli 2011

Bapak pembersih sampah di kota Genteng, Banyuwangi

Kami melihat bapak tua ini sedang bekerja menyapu halaman Hotel AJM, Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur. Saya melihatnya di tengah-tengah waktu istirahat dalam mengikuti KKR "Kabar Mempelai" di Genteng, Banyuwangi, 5-6 Juli 2011 yang lalu. Beberapa foto saya cantumkan di blog saya ini.





Kamis, 19 Mei 2011

Tradisional Toys Sellers



Saturday morning, May 14, 2011 I walked from "Bungurasih" - bus terminal at Sidoarjo city, and found them, two 'traditional toys' sellers.

Kamis, 05 Mei 2011

A Traditional Market


Some 'ordinary peoples' at our traditional market, near my housing complex area.

Visit my PHOTOBUCKET album here.

Rabu, 19 Januari 2011

Seorang penjual Bubur Madura


Seorang penjual Bubur Madura di sekitar perumahan kami. (A Maduranesse porridge seller, was serving a buyer, at our housing complex area)

Penjual Sandal dan sepatu di Rungkut Industri


Seorang kakek (dan istrinya) setiap pagi berjualan sandal dan sepatu, di kawasan Rungkut Industri, Surabaya. Di sana mereka menunggu para karyawan pabrik rokok 'SAMPURNA' yang berangkat bekerja.

Nenek Penjual Kacang



(kenapa nenek jual kacang di sini?)

Tidak Nak
Ia bukan sekedar menjajakan kacang
di trotoar ini
Ia sedang memperjuangkan hidupnya

(tidak dingin?)

Dingin Nak
Tentu saja angin malam
lembab embun jadi teman setianya
dan dingin adalah bagian dari hidupnya

(nenek senang begini?)

Senang Nak
Jangan tanya ukuran lain
untuk menanyakan kebahagiannya
sekantong kacang yang kau nikmati
adalah secercah kebahagianya

(nenek tidur di sini?)

Pulang Nak
setelah malam di puncak sepi
setelah kota kecil ini lengang
tentu ia akan kembali ke rumahnya

(nenek tidak takut sendiri?)

Tidak Nak
Gelap, sepi, sendiri
sudah jadi keseharianya
cukup dengan lentera kecil itu
Bukan saja menerangi jalannya
tapi Ia juga menjaga agar nyala hidupnya
tetap bertahan

(kenapa tidak ada yang bantu Nek?)

Ada Nak
Tentu Tuhan tak akan membiarkannya sendiri
lihat setua ini ia masih begitu kuat dan tabah

(terimakasih ya nek)
(Terimakasih, jawab si Nenek Penjual Kacang)

(Pa, boleh besok saya beli kacang lagi sama nenek itu?)

Boleh Nak
belilah sesukamu
nikmatilah sesukamu
aku tahu
bukan sekedar kacang yang kau beli
tapi engkau
telah membayar sebuah cermin kehidupan

(tapi kenapa papa matanya merah?)
(sudahlah Nak, ayo kita pulang, mungkin aku sudah mengantuk ini hampir jam Sebelas Malam
kita lanjutkan omongannya di rumah saja ya....)

Depan Ruko-Matawai, 18 Januari 2011)

Karya dari sobatku di Facebook : MR. YONGKY

Minggu, 07 November 2010

Penjual Velg di Jemur Sari, Surabaya


Seorang penjual Velg Mobil sedang membersihkan tempat berjualannya. Di sekitar Jl. Jemur Handayani, Surabaya.

Kamis, 04 November 2010

Seorang Penjual Bakso


Seorang penjual bakso sedang meng-update 'status'nya di facebook (hi hi hi)... dia biasa berjualan di depan rumah, di daerah kami tinggal, perumahan Kepuh Permai, Sidoarjo, Jawa Timur.

Jika anda punya foto-foto sejenis, boleh menginformasikan ke saya, dan kita akan berbagi dengan pembaca di blog ini. Mohon sertakan kota di mana Anda mengambil foto2 tsb. Terima kasih!

Minggu, 26 September 2010

Pengamen cilik di bis kota


Video seorang pengamen cilik dengan alat musiknya, beroperasi di bis kota jurusan Perak, Surabaya.

Seorang Pengemis tua (kakek) di Waru, Sidoarjo


Seorang kakek pengemis duduk di dekat tong, sekitar jembatan layang Waru, jurusan ke Sidoarjo. Setiap pagi kami melihatnya. Dan (maaf) dia juga kadang asyik merokok. Beberapa orang memang memberinya uang, tetapi juga banyak yang melewatinya saja.

Pengamen di Perak Timur


Seorang pengamen sedang berlatih memainkan lagu-lagu untuk mendukung profesinya. Dia berlatih sambil menunggu bis kota tempat dia mencari mafkah lewat, di daerah Jl. Perak Timur, Surabaya, Indoensia.

Mereka lebih beruntung?

Pagi ini saya mendapat respon dari seorang teman baru di Facebook, yang menyatakan pendapatnya setelah melihat / mengintip BLOG ini : "sepertinya mereka lebih beruntung dari saya ya pak?"

Tentu, jika saya ingin memberi jawaban kepadanya tidak mungkin satu atau dua baris. Maka, saya buat post ini khusus untuknya, atau pembaca blog ini yang mungkin punya pendapat yang sama.

Sebagai dasar, saya akan membahas sedikit tentang makna 'untung' atau 'rugi'. Dulu, saya sering membaca karya tulis seseorang yang cukup terkenal, menyatakan bahwa di dalam setiap manusia (diri kita) ada yang namanya AKU. Nah, si 'aku' ini selalu menuntut untuk dipuaskan, disenangkan, dan dipenuhi keinginannya. Jika terpenuhi, si 'aku' akan merasa damai, bahagia, sejahtera, dst. Sebaliknya, jika si 'aku' dikecewakan, diabaikan, tidak didengar / dituruti permintaannya, maka dia merasa kecewa, putus asa, dsb.

Nah, untuk memperoleh kata 'UNTUNG' atau 'RUGI', tidak lepas dari kegiatan perbandingan / membandingkan dengan sesuatu yang 'di luar' diri kita. Contohnya : saya sering membandingkan diri saya yang cacat dengan orang lain yang lebih sempurna.

Mata kiri saya sejak kecil tidak bisa dipergunakan, tidak buta, tetapi sewaktu saya periksakan di Eye Clinic bbrp tahun silam, dinyatakan bahwa di mata kiri saya ada bekas luka seperti cakaran atau bekas digaruk. Jadi, sejak anak-anak, hingga remaja hingga sekarang (umur 42), menikah, punya anak, saya hidup dan berjalan dengan 'mata kanan' saja.

Suatu hari, beberapa tahun silam, saya pernah mengkomplain kepada Tuhan (sorry, ini sikap kurang ajar saya ya?) dan protes kepada-Nya., mengapa saya cuma diberi 'satu mata' saja. Sedangkan orang lain koq matanya 'lengkap' dan saya sering merasa minder, rendah diri, tidak sempurna, dan 'RUGI'... dibandingkan mereka.

Tuhan Yang Maha Kuasa, jelas tidak terima diprotes oleh saya, ciptaan-Nya. Dia menjawab, dengan peristiwa ini: suatu hari, sepulang dari gereja, saya makan siang di sebuah depot. Di depan saya ada seorang gadis yang juga makan siang. Saya tidak punya pikiran apa-apa terhadap dia. Tetapi, alangkah kagetnya sewaktu gadis ini bangkit dari tempat duduknya, dan dia berjalan dengan meraba-raba meja dan kursi di sekitarnya. Oh Tuhan, ternyata GADIS ITU BUTA!

Dalam beberapa detik, seakan saya mendengar suara Tuhan di telinga (batin) saya : "Lihat, kamu sudah protes kuberi mata cuma satu.... gadis itu, dia tidak bisa melihat, dia buta... walaupun matanya lengkap. Seharusnya kamu berterima kasih atas mata kananmu yang masih bisa kamu pakai melihat keindahan dunia ini.... "

Sejak saat itu, saya tidak pernah mengkomplain Tuhan atas mata kiri saya, dan saya belajar untuk bersyukur dan berterima kasih, untuk segala hal yang saya terima dari Tuhan di dalam hidup saya!

Pernah, suatu hari, saya ke kantor teman saya yang jadi pimpinan sebuah pabrik yang lumayan besar, dan saya mencari pekerjaan untuk mentraining karyawannya. Dia memanggilku ke kantornya. Setelah berdialog, mendadak teman saya tadi mengatakan bahwa dia 'CEMBURU' dengan saya.

Saya hampir tertawa setengah mati, mendengar pernyatannya. Bukankah hidupnya lebih 'kaya', lebih 'sukses' dari saya? Dia naik mobil, punya pabrik, istri yg cantik dst dst... saya masih tinggal di rumah kontrakan, saya naik sepeda motor Suzuki RC 100 dst dst... apa alasannya menyatakan bahwa dia 'cemburu' dengan kehidupan saya?

Ternyata, teman saya menganggap bahwa saya 'lebih dekat kepada Tuhan', dan hidup saya 'tidak pernah merasa kuatir / cemas...". Sedangkan hidupnya selalu dilanda kecemasan, beban pekerjaan, kesuksesannya, dst dst..

Semoga, cerita singkat ini membuat kita lebih memahami, apa yang ada pada kita seringkali memang kita banding-bandingkan dengan milik orang lain, tetapi, saya masih belajar untuk mengambil sikap bersyukur dan berterima kasih atas semua yang ada pada saya, walaupun saya masih tetap merasa 'UNTUNG' dan 'RUGI'...

Jumat, 11 Juni 2010

A Sticker Seller


Seorang penjual stiker sedang melayani pelanggannya. Ada ratusan stiker dipajang, dan dia juga menerima pesanan khusus untuk menghias body sepeda motor.

(A Sticker Seller servicing his customer. He sells hundreds of stickers and also capable to give a special order to give a motor cycle decoration).

Kamis, 04 Maret 2010

A busk at citybus



An Indonesian busk at a city bus, Surabaya City, East Java, Indonesia.

Street Children and Family Strengthening Programs


A screen capture from http://www.street-children.org.uk/

Street Children and Family Strengthening Programs

Even to a children charity which deals with so much of the world's heart-ache, few things are more upsetting than the sight of young children having to forage and beg an existence on the streets of a large city. Unfortunately, such children are a fact of life in many large cities.

Minggu, 21 Februari 2010

A Tailor at Surabaya Terminal



A street tailor, at our Surabaya Bus City Terminal.

A young beggar



I met this young beggar at our public transportation terminal, "JOYOBOYO BUS TERMINAL", Surabaya, East Java. He asked me about my digital camera, and we talked a little bit.

Senin, 09 November 2009

A Grandma sell fruits



A grandma (an old lady) with his fruits, at Kapasan area, Surabaya City, East java, Indonesia.